Diberdayakan oleh Blogger.

Mencekam.. Inilah 4 Isu panas yang terjadi 5 hari jelang Pilgub DKI

Iklan atas

Iklan tengah
Pilgub DKI 2017 tinggal lima hari lagi. Sejumlah hiruk pikuk terjadi jelang warga Jakarta menggunakan hak pilihnya untuk memilih orang nomor satu dan dua di ibu kota.

Isu-isu ini juga membuat situasi Pilgub DKI kian menyita perhatian. Bahkan, Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo ikut turun tangan.

Isu ini juga bikin salah satu calon kandidat Pilgub DKI panas. Kredibilitas penyelenggara pemilu juga menjadi taruhan.

Berikut 4 isu panas dihimpun merdeka.com, lima hari jelang Pilgub DKI 2017, Sabtu (11/2):

1. Aksi 11 Februari di Istiqlal

Sejumlah ormas Islam akan menggelar aksi long march dari bundaran HI ke silang Monas pada 11 Februari nanti. Namun rupanya, aksi ini ditentang oleh Polri dan TNI.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian meminta agar tak ada aksi long march. Sehingga aksi yang digelar nantinya berupa salat berjamaah dan tausiah di Masjid Istiqlal. Kendati mempersilakan, Tito mengancam akan menindak tegas pihak-pihak yang melanggar hukum dalam aksi itu.

Tito mengatakan, alasan lain dilarangnya acara tersebut lantaran kepolisian juga mencium adanya muatan politik dari aksi longmarch itu. Aksi tersebut dilarang lantaran dinilai mengganggu momen Pilkada.

Tito mengatakan, telah mendapat informasi bahwa massa yang awalnya berencana menggelar aksi longmarch dari Bundaran Hotel Indonesia ke Monas memilih melakukan zikir dan tausiah di Masjid Istiqlal. Menurut Tito, sebanyak 20 ribu personel gabungan bakal dipersiapkan untuk mengawal acara dzikir dan tausiah di Masjid Istiqlal.

2. e-KTP dari Kamboja

Kabar soal pengiriman e-KTP palsu dari Kamboja itu beredar cepat di media sosial. Dalam sekejap sudah disebar ke mana-mana. Bahkan ada yang menyebut jumlahnya sampai 450.000 lembar. Ada juga yang bilang sampai tiga kontainer. Sengaja dibuat untuk mengacaukan Pilkada DKI Jakarta.

Anggota Komisi II DPR pun melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke bea cukai Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (9/2). Informasi di media sosial yang menyebut adanya ribuan E-KTP dari Laos dan Kamboja ternyata tidak benar.

Tapi Komisi II DPR menemukan 36 buah E-KTP, 32 buah Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan satu buah tabungan Bank Central Asia berisi Rp 500.000 dan satu Kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang berasal dari Kamboja. Jumlahnya hanya 36, bukan ribuan apalagi ratusan ribu dalam tiga kontainer.

3. Dijaga belasan ribu polisi

Polri mengerahkan 16.222 Personel gabungan untuk menjaga situasi kemanan DKI tetap kondusif saat pencoblosan 15 Februari nanti. Situasi ini justru dikhawatirkan membuat Jakarta semakin mencekam. Jumlah TPS yang akan digunakan warga Jakarta pada 15 Februari nanti 13.023.

"Ada 16.222 personel kepolisian untuk mengamankan itu, nanti ada Linmas yang membantu," ujar Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan, Rabu (8/2).

4. Selebaran 10 kebohongan Anies-Sandi

Merdeka.com - Pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno diserang kampanye hitam jelang pencoblosan Pilgub DKI pada 15 Februari nanti. Mereka dituduh melakukan kebohongan kepada masyarakat DKI Jakarta atas semua datanya.

Kampanye hitam kepada pasangan nomor urut 3 itu melalui selebaran bertuliskan '10 kebohongan Anies-Sandi'. Adapun isi selebaran itu mengenai tuduhan kebohongan kandidat tersebut selama melakukan kampanye.

Bidang Advokasi tim Pemenangan Anies-Sandi, Yupen Hadi mengungkapkan kronologi ditemukannya selebaran '10 Kebohongan Anies Sandi' beredar di kawasan Pisangan Baru, Matraman, Jakarta Timur Rabu (8/2) lalu.

Hasil pemeriksaan, diketahui selebaran tersebut dibagikan dari rumah ke rumah. Tak hanya di Pisangan Baru, selebaran tersebut sebelumnya juga telah disebarkan di kawasan Jakarta Selatan secara masif.

Sumber: Merdeka.com

 
Atas