Iklan atas
Iklan tengah
Hidup dan mati itu ada di tangan Allah Ta'ala. Manusia tinggal menerima dan berusaha. Sebelum kita lahir pun kita sudah digariskan bagaimana takdir kita nanti. Bahkan, sebelum ibu mengandung kita. Kita hidup di rahim ibu selama kurang lebih sembilan bulan. Di rahim, janin tak hanya tidur, tapi ia juga berkomunikasi dengan ibunya meskipun hanya dengan gerakan-gerakan. Dan ternyata, ketika masih di dalam kandungan, seorang janin mengadakan perjanjian dengan Allah Ta'ala.
Janin yang menyanggupi perjanjian itu akan lahir ke dunia. Sedangkan yang tidak sanggup dengan perjanjian tersebut tidak akan hidup, atau mati saat setelah dilahirkan.
Mengenai perjanjian Allah Ta'ala dengan janin itu sudah dijelaskan oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan terdapat dalam Al Qur'an Surat Al A'raaf ayat 172 yang artinya, "Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari Sulbi mereka dan Allah Ta'ala mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman) "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" merka menjawab, "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar pada hari kiamat kamu tidak mengatakan, "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (Keesaan Tuhan)".
Janji janin kepada Allah Ta'ala adalah Keesaan terhadap Allah Ta'ala. Hal ini disaksikan oleh Adam dan penduduk langit. Setelah terlahir ke dunia, kita tidak mengingat perjanjian itu karena fitrah manusia yang pelupa.
Sebenarnya, bayi yang berada di dalam rahim semuanya beragama Islam dan berada di jalan Allah Ta'ala. Hanya orang tua merekalah yang menjadikan mereka beragama selain Islam dan melupakan Allah Ta'ala.
Wallahu a'lam bishawwab....
Mengenai perjanjian Allah Ta'ala dengan janin itu sudah dijelaskan oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan terdapat dalam Al Qur'an Surat Al A'raaf ayat 172 yang artinya, "Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari Sulbi mereka dan Allah Ta'ala mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman) "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" merka menjawab, "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar pada hari kiamat kamu tidak mengatakan, "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (Keesaan Tuhan)".
Janji janin kepada Allah Ta'ala adalah Keesaan terhadap Allah Ta'ala. Hal ini disaksikan oleh Adam dan penduduk langit. Setelah terlahir ke dunia, kita tidak mengingat perjanjian itu karena fitrah manusia yang pelupa.
Sebenarnya, bayi yang berada di dalam rahim semuanya beragama Islam dan berada di jalan Allah Ta'ala. Hanya orang tua merekalah yang menjadikan mereka beragama selain Islam dan melupakan Allah Ta'ala.
Wallahu a'lam bishawwab....