Diberdayakan oleh Blogger.

"8 KALI SEHARI".. Istri Tak Tahan, Pukul Suami Hingga Pingsan

Iklan atas

Iklan tengah
Seorang suami Mohd Anif 35 tahun menjadi korban kekerasan istri Terpaksa di larikan ke rumah sakit karena mengalami cedera parah di bagian kepala setelah di Pkul dengan tangkai sapu.

Moh Anif mengatakan pada pagi hari kejadian, istrinya nampak baik baik saja dan tidak menampakkan sembarang mood kurang baik, akan tetapi setelah itu balik kerja sekitar jam 8 malam, entah bagai mana istrinya tiba tiba mengamuk dan mereka sempat bertengkar hanya karena listrik mati.


"8 KALI SEHARI".. Istri Tak Tahan, Pukul Suami Hingga Pingsan
"8 KALI SEHARI".. Istri Tak Tahan, Pukul Suami Hingga Pingsan

Kondisi yang gelap menyulitkan lagi kondisi sampai kepalanya di pkul dengan sapu dan pingsan.

Istrinya yang pada awalnya hanya memkul tanpa sengaja berubah menjadi mimpi buruk ketika suaminya tidak sadarkan diri, takkut dengan hal itu ia langsung menghubungi polisi.

Namun menurut penyelidikan awal wanita beranak satu itu mengaku memkul kepala suaminya karena berang dengan pihak TNB yang mematikan lampu sebanyak 8 kali pada hari itu.

Selain itu dia juga mengatakan bahwa dia telah di marahi beberapa pelanggan akibat kue yang dipesan tidak dapat diselesaikan.

Permasalahan listrik di Indonesia

Kebutuhan listrik di Indonesia saat ini sebagian besar disupply dari sumber energi fosil. Dalam beberapa waktu terakhir ini, harga minyak, gas dan batu bara mengalami kenaikan yang sangat berarti. Cadangan sumber energi pun semakin menipis dari tahun ke tahun. Berdasarkan data dari IEA (International Energy Agency), cadangan untuk minyak bumi akan bertahan sampai sekitar 41 tahun, gas bumi sekitar 67 tahun, dan batu bara sekitar 192 tahun ke depan.

Kalau data tersebut dipecah lagi berdasarkan kontribusi per negara, Indonesia khususnya, termasuk dalam peringkat 13 dunia untuk cadangan gas bumi, peringkat 15 dunia untuk cadangan batu bara, dan peringkat 27 dunia untuk minyak bumi dengan nilai kontribusi sebesar 0,29 persen cadangan dunia.

Dari segi konsumsi listrik, rata rata watt/kapita untuk Indonesia adalah 55,3 watts. Jauh jika dibandingkan dengan Amerika1460 watt/kapita dan Jerman 753 watt/kapita. Itupun dengan kenyataan bahwa masih ada 1/3 rakyat Indonesia yang belum mendapat akses listrik (data Susenas).

Melihat data diatas sepertinya sangat ironi dengan kondisi energi di tanah air. Cadangan sumber energi kita cukup tapi masih banyak daerah yang belum terjangkau listrik. Dengan kapasitas terpasang seperti sekarang saja (belum 100 persen) kita sudah kritis duluan.


Permasalahan listrik kita karena kurangnya perhatian yang serius dari pemerintah akan masa depan dan kesejahteran generasi negeri ini kedepan! Kedengarannya sepele tapi dampaknya seperti saat ini (krisis energi). Bagaimana tidak, permasalahan sebenarnya sederhana, karena tidak seimbangnya permintaan dan penawaran. Kenaikan permintaan tidak dibarengi dengan pasokan listrik yang memadai. Peradaban makin modern dan perubahan gaya hidup cenderung meningkatkan permintaan. Semakin tinggi pendapatan masyarakat, tingkat konsumsi non makanan seperti hiburan (elektronik, TV, gaming, internet, dll) juga meningkat. Data proyeksi konsumsi listrik kita ada tapi tindakan preventifnya yang nihil. Kebiasaan negara kitakan, nanti kalau sudah terjadi baru grasa grusu cari solusi.

 
Atas